Rabu, 04 Mei 2016

Nyi Roro Kidul Bukanlah Tersangka Kasus Hilangnya Wisatawan




                Pantai parangtritis memang sudah sejak lama menjadi pantai dengan nama yang tersohor di Pulau Jawa khususnya di Yogyakarta. Pantai ini menjadi ikon utama dari laut selatan Jawa dan selalu dikaitkan dengan mitos atau kepercayaan mengenai nyi Roro Kidul. Pantai yang dikeramatkan oleh masyarakat setempat ini memiliki satu kepercayaan yang tersohor, yakni “dilarang menggunakan baju hijau di pantai”. Apabila ada seseorang memakai baju berwarna hijau saat pergi ke pantai Parangtritis maka akan dibawa oleh Nyi Roro Kidul, karena konon, ratu pantai selatan ini menyukai hal-hal yang berhubungan dengan warna hijau. Kepercayaan tersebut telah mengakar kuat hingga sekarang, apalagi ditambah dengan kasus menghilangnya sejumlah wisatawan yang terseret gelombang.
            Kenyataannya, mitos tersebut sebenarnya dapat dijelaskan secara ilmiah dan semata-mata hanya salah satu dari fenomena alam dan bukanlah hasil dari kekuatan gaib atau semacamnya.
Hal ini dibuktikan oleh para ilmuwan yang meneliti fenomena tersebut dan terungkap bahwa kasus menghilang dan terseretnya wisatawan tersebut disebabkan oleh adanya arus bertipe rip current di pantai Parangtritis. Arus ini dapat membawa material apapun dari tepi pantai ke laut lepas. Arus dengan kecepatan hampir 80 km/jam ini membawa material dan diendapkan di dasar patahan yang berada kurang lebih 1  km dari tepi pantai. Arus ini terbentuk karena pertemuan dua gelombang atau lebih bertabrakan dan menghasilakan arus yang berbalik arah 180o karena morfologi pantai yang berbentuk cekungan.
            Staf Ahli Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada, Djati Mardianto, mengatakan bahwa, apabila korban tetap tenang saat terseret arus, besar kemungkinan baginya untuk kembali ke permukaan. “Karena arus berputar di dasar laut sehingga materi di bawah bisa naik lagi,” ujar Djati. Setelah mengapung, korban bisa berenang ke tepi laut, atau membiarkan diri terempas ke pantai oleh gelombang datang lain. Setidak-tidaknya, korban memiliki kesempatan untuk melambaikan tangan atau berteriak minta tolong. Sementara korban yang menghilang disebabkan karena terlalu kuat untuk melawan arus.
            Lantas, apa hubungannya dengan larangan berbaju hijau? Sebenarnya larangan tersebut secara logika dapat diketahui bahwa warna air laut pada sekitar pantai akan cenderung berwarna kehijauan. Sehingga apabila ada wisatawan yang tereseret arus laut, baju hijau akan tersamarkan di tengah buih gelombang dan air laut dan kemungkinan orang lain untuk menyadarinya akan semakin kecil. Begitulah penjelasan ilmiah dari fenomena menghilangnya wisatawan di pantai Parangtritis. Meskipun begitu, banyak dari orang awam yang tidak mengetahui hal tersebut dan tetap meyakini bahwa hal itu akibat ulah dari nyi Roro Kidul. Hmm, kasian sekali ya ratu laut selatan ini dijadikan kambing hitam atas ketidaktahuan dari para wisatawan sendiri.

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar