GOES
TO KKL-1 2016
Salah satu ciri khas dari mahasiswa
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada adalah adanya program KKL setiap
akhir semester genap. Total ada 3 program KKL setiap tahunnya, yaitu KKL 1 bagi
mahasiswa semester 2, KKL 2 bagi mahasiswa semester 4 dan KKL 3 bagi mahasiswa
semester 6. Pokok bahasan atau kajian bagi masing-masing KKL beserta lokasinya akan
berbeda-beda dari KKL 1 hingga 3. Jadi disini saya, sebagai salah satu
mahasiswa Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada akan berceloteh soal KKL 1 tahun
2016 ini , yang mana khusus membahas mengenai bentanglahan dan bentang budaya
.
Berbeda dengan yang sebelumnya,
program KKL menjadi salah satu mata kuliah wajib. Jadi, sebelum melakasanakan
KKL yang sebenarnya di bulan Mei 2016, mahasiswa Geografi angkatan 2015 diberi
pembekalan melalui kuliah dengan pokok bahasan bentanglahan dan bentang budaya.
Sehingga dengan demikian, mahasiswa memiliki dasar-dasar pengetahuan mengenai
pokok kajian ketika KKL 1 berlangsung nanti. Tujuh pertemuan pertama dihabiskan
untuk memberikan pembekalan, dan kemudian setelahnya diberikan tugas mandiri
per kelompok mahasiswa. Sebanyak kurang lebih 246 mahasiswa dibagi menjadi 12
kelompok. Masing-masing kelompok tersebut akan dibina oleh salah satu dosen
pembimbing KKL 1. Tugas mandiri yang diberikan adalah observasi bentanglahan
dan bentang budaya suatu wilayah yang wilayahnya berbeda-beda setiap kelompok.
Kelompok yang dibagi telah
ditentukan oleh dosen pembimbing KKL 1, yang sebenarnya berdasarkan absen sih. Kebetulan
disini penulis menjadi anggota kelompok KKL C1 yang mana anggota kelompoknya
sebagian besar dari prodi GEL, haahaha. Well,
sebenarnya perbedaan prodi bukan masalah karena Geografi tetap satu, whoaaa! Sedikit
Info, prodi di Geografi tuh ada 3, yaitu Geografi dan Ilmu Lingkungan (GEL),
Pembangunan Wilayah (PW) dan Kartografi dan Pengideraan Jauh (KPJ). Wilayah kajian
kelompok C1 secara kebetulan lagi adalah daerah Parangkusumo dan Parangtritis,
dibilang kebetulan karena saya sendiri belum pernah main ke daerah yang
bersangkutan T_T maklum lah, anak rantau, jadi masih sedikit kuper soal Jogja.
Alokasi waktu yang direncanakan
untuk tugas mandiri sebelum KKL 1 ini adalah diskusi intra kelompok di minggu
pertama setelah UTS. Diskusi ini adalah untuk menentukan atau mendelineasi
wilayah yang akan kami observasi. Kenapa perlu didelineasi? Yaiyalah! Kan nggak
mungkin kami observasi seluruh daerah dari parangtritis sampai Parangkusumo. Mendelineasi
wilayah kajian ini bisa mengunakan citra satelit atau peta. Jadi nanti wilayah
nya akan didelineasi berdasarkan titik-titik yang akan kami obervasi. Nah,
menentukan titik-titik ini nggak boleh sembarangan lho yaa. Titik-titik yang
dipilih harus masing-masing memiliki fenomena alam dan/atau bentang budaya yang
berbeda-beda. Soalnya kan ngapain dipilih lagi kalau fenomena alam dan budaya
nya sama? Wasting time banget kan, hehehe.
Selain penentuan wilayah objek
kajian, ditentukan juga jalur yang nantinya bakal ditempuh. Hmm, sebagai
mahasiswa harus pinter-pinter memilih jalur yang tentunya akan menghemat segala
jenis pengeluaran. Jadi, jalur nya harus jalur yang strategis untuk bisa
mencapai semua titik kajian tanpa perlu muter-muter dan menghabiskan uang dan
waktu, hehehe. Setelah diskusi intra kelompok mencapai jalan temu dan
kesimpulan, maka waktu nya untuk mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing,
jreng jrenggg! Disini dosen pembimbing nya bakal ngasih
pertimbangan-pertimbangan lain dan ngasih arahan apa aja yang harusnya nanti
kita lakuin disana. Kalau semisal dosen pembimbing anda selalu sibuk, maka,……..
itu derita eloo!!!! Nggak ding, kalau semisal ada salah satu dosen pembimbing
nya ada yang berhalangan, kelompok bisa berkonsultasi juga dengan bapak
Langgeng atau bapak Luthfi, yahh meski mereka bukan dosen pembiming kelompok
aslinya. So, jangan panic kalau dosen anda adalah tipe dosen yang suka ngilang
dari kampus tiba-tiba, hahhaa.
Minggu kedua dan ketiga setelah UTS
merupakan waktu untuk setiap kelompok tracking atau langsung ke lapangan untuk
observasi. Minggu yang selanjutnya setiap kelompok diwajibkan untuk
mempresentasikan hasil observasi mereka didepan dosen-dosen pembimbing dan
mahasiswa lainnya, serta mengumpulkan resume issue yang ada di wilayah kajian. Misalnya
tuh kalau di daerah pantai, issue nya bisa berupa intrusi air laut yang membuat
air sumur di pemukiman jadi payau, atau adanya reklamasi pantai, gituu. Setelah
presentasi hasil dari tugas mandiri, maka cussss langsung KKL yang sebenarnya
deh.
Btw, KKL 1 kali ini dosen nya
berharap untuk bisa menjadikan Jawa Tengah sebagai destinasi KKL 1. Tapi berhubung
dan dihubung-hubungkan harga yang harus dibayar mahasiswa adalah Rp. 900.000
per mahasiswa yang itu pun sudah di subsidi oleh fakultas, maka yaaaa, akhirnya
pilihan hanya jatuh kembali pada Yogyakarta kita yang istimewa ini atau mix
Jawa Tengah dan Yogyakarta :’( . Padahal dosen-dosen nya udah bosen banget tuh
KKL di Yogya, wkwk. Mereka mau nya menunjukkan bentanglahan dan bentang budaya
yang lebih KETJE gitu, seperti bukit lipatan, diaper, semburan gas metana, dan
masih banyak lagi. Tapi yahh, sekali lagi kita kembali pada keadaan mahasiswa
kita yang ehemm mohon maaf pak bu, terlalu memperhitungkan pengeluaran, sooo,
mix Jateng dan Yogya pun jadi lah. Dimanapun daerahnya yang penting pelajaran,
pengalaman dan pengetahuan nya yang kita nantikan! Ehh, jangan salah lhoo, KKL
1 ini banyak mengandung cerita roman didalamnya, eaa. Nggak ding, maksudnya
sering menjadi perantara mahasiswa dalam menghayati ilmu geografi. Banyak mahasiswa
yang awalnya sama sekali tidak mengerti di Geografi tuh belajar apa toh
sebenarnya dan berniat untuk hengkang dari Geografi di tahun selanjutnya, ehh
tapi setelah mengikuti KKL 1, hati mereka pun terbukaaa, dan akhirnya jadi
jatuh cinta deh sama yang namanya Geografi, hahaha.
Well, sekian dulu, celotehan
mengenai pre KKL 1 2016 yang bisa saya sampaikan^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar