Jumat, 08 April 2016

fanfiction : SHELTER

SHELTER…
Written By: Farida Prasasti DR


                Seorang gadis, tampak berlari berlomba dengan tetes air hujan yang semakin deras membasahi bumi. Dengan sekuat tenaga ia memacu otot-otot kakinya untuk segera mencapai tempat berteduh.
Matanya tampak berkilat senang saat dilihatnya sebuah halte tak jauh didepannya. Tanpa menunggu lebih lama ia langsung menuju halte tersebut dan mencari tempat teraman dan ternyaman baginya berlindung dari hujan.
                “damn! Bahkan hujan sekalipun tidak berpihak kepadaku. Arghhh, mengapa harus hujan disaat begini,eh?” Yonghee,gadis itu, merutuk kesal.
                Dengan hati-hati ia mengeluarkan dan memeriksa seluruh barangnya dari air hujan, memastikan tak ada satupun yang bermasalah.
                “hattchoooo…! Brrrr…dingin, arggghhhhh….aku benar-benar benci hujan disaat begini! “ Yonghee memeluk tubuhnya sendiri mencoba untuk mencari setitik kehangatan dan mengusap cairan bening(mucus?) dari hidungnya dengan selembar tissue.
                “apa kau benar-benar membenci hujan?” tiba-tiba sebuah suara mengejutkan Yonghee.
                Yonghee segera mengalihkan pandangannya ke arah suara yang ternyata berada tak jauh disampingnya. Disanalah ia mendapati seorang pria dengan tubuh tinggi dan rambut hitam berkilauan yang sangat kontras dengan kulit putih pucatnya.
                “e-ehh…tidak juga,” Yonghee menyahut pria itu ragu.
                Pria itu menoleh kearahnya dan tersenyum, menampilkan wajah mulus tanpa cacat miliknya dengan mata bulat yang sedikit besar dan cherry lip yang menyunggingkan sebuah senyuman manis untuk Yonghee. Bola matanya tampak berkilau dengan indahnya di suasana sore hari yang remang-remang itu. Benar-benar sesosok figure yang Yonghee pikir sebelumnya hanya ada di dalam anime Jepang.
#YONGHEE  POV
                Oh my God! Apa aku sekarang sedang bermimpi? Ohhh…ataukah aku sudah tidak ada di dunia ini lagi? Tapi kalau begitu aku mati karena apa? Okee…itu bukan hal yang seharusnya kupikirkan! Tapi aku masih merasa kedinginan dan suara rintik hujan masih terdengar jelas….jadi aku masih hidup kan?
                Lalu siapakah gerangan malaikat didepanku ini? Well…well, aku bukannya terlalu bombastis,but..damn! he’s so fucking gorgeous! I really mean it!
                “apa kau baik-baik saja? Kau terlihat kedinginan…,” suara pria didepannya terdengar khawatir.
                No way! Bahkan suaranya terdengar sangat indah dan lembut. Arghhhh….sadarlah Yonghee...sadar!
#NORMAL POV
                Ketika Yonghee sibuk berperang dengan pikirannya sendiri, pria itu tertawa geli dan mengibaskan tangannya didepan wajah Yonghee.
                “hello…anyone there?”
                Dia mengetuk dahi Yonghee pelan yang kemudian membuat gadis itu tersadar dan mengerjapkan matanya.
                “uh-oh…m-maaf,aku sedang memikirkan hal lain. Umm,anoo…apa yang kau lakukan disini?”
                Sedetik setelah Yonghee melontarkan pertanyaan itu, ia langsung menyesal dan merutuki kebodohannya sendiri.
                “sama sepertimu, aku sedang berlindung dari derasnya hujan.” Pria itu tersenyum, membuat bola matanya berkilat.
                ‘as expected! Damn it, Yonghee! Menanyakan hal yang sudah tentu jawabannya…tsk,membuat suasana makin canggung saja.’ Pikir Yonghee seraya tertawa gugup dan menggaruk tengkuknya yang jelas-jelas tidak gatal.
                “Kim Jaejoong,” pria itu mengulurkan tangannya.
                “ahh—umm,Lee Yonghee,”
                Yonghee menerima uluran tangan Jaejoong dan merasakan aliran listrik seolah menjalar ke tubuhnya, membuat tangannya bergetar dan pipinya merona merah. Dengan cepat ia menarik kembali tangannya dan mengalihkan pandangannya kearah manapun asal tidak Jaejoong.
                Jaejoong hanya tertawa pelan melihat reaksi gadis didepannya itu.
                “umm, Jaejoong-ssi,kupikir kita di usia yang sama…apa kau pendatang baru? Aku belum pernah meihatmu sebelumnya,maksudku—aku cukup sering memerhatikan orang-orang disekitar sini dan wajahmu terlihat cukup asing,” Yonghee mendongak, menatap Jaejoong.
                “ya dan tidak!” sahut Jaejoong.
                “heeeee?” Yonghee mengerutkan dahinya bingung.
                “ya,aku baru datang kemari sekitar 2 minggu yang lalu,dan tidak,aku tidak seusia denganmu, usiaku 21 tahun,” jawabnya dengan wajah berseri-seri.
                “WHAT THE--! No way! Kau 4 tahun lebih tua dariku? Tapi-tapi…kau terlihat masih seusia denganku,maksudku---,” Yonghee mengedipkan matanya berkali-kali, tidak percaya.
                “benarkah? Whoaaa…terima kasih,aku merasa tersanjung.” Jaejoong tersenyum lebar kearahnya.
                Entah sudah berapa kali Jaejoong melemparkan senyuman kearah Yonghee sore itu, yang jelas…Yonghee benar-benar terpikat dengan angelic smile milik pria yang baru beberapa waktu lalu ia temui itu. Yonghee hanya bisa menggigit bibirnya untuk menghindari teriakan ala fangirl yang bisa saja meluncur dari bibirnya.
                “aku menyukai hujan. Hujan membuat pikiranku tenang. Hanya dengan mendengarkan tetesan hujan, itu bisa menjadi melody terindah untukku.” Jaejoong kembali berkata sembari menatap hujan yang masih setia mengguyur. “disaat hujan…aku merasa hidup kembali.” Lanjutnya.
                “hujan adalah saat yang tepat untuk tidur,” celetuk Yonghee tanpa sadar.
                Jaejoong menoleh dan tertawa menatapnya takjub. Tatapan Jaejoong membuat wajah Yonghee memanas dan wajahnya memerah seperti udang rebus, malu akan kepolosannya.
                “anooo…umm,aku hanya mengutarakan pikiranku,” Yonghee menundukkan kepalanya malu.
                “that’s fine, I guess! Semua orang memiliki pikiran mereka sendiri-sendiri”Jaejoong tersenyum lembut dan mengacak rambut Yonghee pelan.
                ‘yaaa.benar! dan pikiranku hanya tentang tidur saja..’ gerutu Yonghee dalam hati.
                “kau terlihat sangat menyukai hujan…” Yonghee mencoba mengalihkan pembicaraan.
                “hujan akan membawa semua memory mu kembali...dan kemudian menghapusnya seperti ia menghapus semua debu di jalanan.”
                Sahut Jaejoong seraya menatap gadis didepannya itu dengan pandangan sarat makna…yang kemudian ia tertawa saat melihat Yonghee memperlihatkan ekspresi wajah bodoh, tidak mengerti akan yang dimaksud olehnya.
                “kau kedinginan…pakai ini!” ucap Jaejoong saat tiba-tiba ia melepas jaketnya dan memasangkannya di bahu Yonghee.
                ‘oh god! Ini seperti adegan di drama-drama yang pernah kutonton sebelumnya!! Kyaaaaaa……what should I do?’ pikir Yonghee dengan wajah yang merona merah.
                “hey! Apa kau berpikir bahwa ini seperti di drama? Jika ya, sayang sekali kau salah…karena jaketnya nanti akan kuminta kembali jika hujan sudah reda,” Jaejoong menyeringai jahil.
                “o-ohh..? t-tidak kok, siapa juga yang berpikir begitu!?” elak Yonghee.
                “benarkah? Padahal wajahmu mengatakannya dengan jelas…”Jaejoong menaikkan sebelah alisnya.
                “u-uh?” tanpa sadar Yonghee menyentuh kedua pipinya dengan panic, sebelum kemudian Jaejoong tertawa keras melihatnya.
                “ohhh...ya ampun! Kenapa kau polos sekali…,”
`               “kau menyebalkan!” Yonghee mem-pout-kan bibirnya kesal.
                “ok ok! Maafkan aku…”ucap Jaejoong setelah berhasil menguasai tawanya,” tapi Yonghee-ssi, apa kau tidak berpikir bahwa ini memang seperti di drama? Pria dan wanita bertemu,terjebak hujan,saling berkenalan,mengobrol dan-“
                “yahh yahh yahh! Sebenarnya siapa disini yang drama freak,eoh?” cibir Yonghee. “lagipula kita bahkan baru bertemu satu jam yang lalu…kau terlalu berlebihan” lanjutnya.
                “hha! Benar juga! Hidup ini memang tidak seperti drama yaa…dimana semuanya terlihat berjalan begitu mudahnya,”sahut pria disampingnya itu dengan senyum tipis.
                “yaaa,,,bukan sebuah drama!” gumam Yonghee.
                ‘karena mana mungkin ini semua bisa seperti di sebuah drama? Jika ini drama,maka pemeran wanitanya haruslah cantik agar cocok dengan pemeran pria nya dan mereka nanti pasti akhirnya bersatu!…sedangkan aku? Hhhhh….bertemu dengan pria semanis Jaejoong-ssi secara kebetulan dan bahkan bisa mengobrol dengannya saja sudah seperti mendapat undian 1 miliar…mana mungkin aku bisa mengharapkan lebih?’ lanjut Yonghee di dalam hatinya.
                Setelah itu, mereka berdua sama-sama diam, tenggelam dalam dunia mereka masing-masing…membiarkan suara angin dan rintik hujan menjadi backsound yang menyelimuti mereka.
                Sementara tanpa mereka sadari hujan pun perlahan mulai reda dan menghilang…meninggalkan beberapa tetes air dan udaranya yang tetap dingin.
                “ah! Hujan nya sudah reda…kalau begitu aku harus segera pergi,” Jaejoong berdeham pelan dan berdiri. “well, Yonghee-ssi…see you at the next rainy day!” Jaejoong tersenyum manis kepadanya sebelum kemudian ia berjalan pergi meninggalkan Yonghee dan halte tersebut.
                Yonghee mendongak menatap pria disampingnya…bingung harus mengatakan apa. Selamat tinggal kah? Atau sampai jumpa? Entahlah! Karena pada akhirnya Yonghee hanya bisa diam membisu dan menganggukkan kepalanya tanpa sepatah kata pun. Sedetik setelah Jaejoong hilang dari pandangannya, Yonghee baru menyadari bahwa jaket pria itu masih bertengger manis di bahunya…membuatnya lupa akan angin dingin yang menerpa di sore hari itu……!
                ‘see you at the next rainy day!’
                Suara Jaejoong terngiang kembali di pikiran Yonghee. Gadis itu pun tersenyum…sebuah senyuman yang mungkin belum pernah ia perlihatkan sebelumnya dan mengeratkan jaket itu ketubuhnya.
                “well…I’ll be waiting for that day, My……..Angel!”
                Yonghee stood up and walked toward her house, still thinking about him. If only there is one day when the rain fall…she’d definitely love to lift her foots, searching for another place…another shelter, because maybe she could meet the charming guy called Jaejoong….once again!

END



               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar