Jumat, 08 April 2016

Dampak Angin pada Arus Laut

A. Angin
            Salah satu unsur yang mempunyai peranan penting dalam iklim adalah angin . Angin, yang merupakan Interaksi antara laut dan atmsofer banyak mendapat perhatian tidak hanya dalam penelitian meteorologi saja tetapi juga dalam penelitian kelautan. Bagi dinamika perairan laut terutama di lapisan permukaan, angin merupakan sumber energi utama. Transfer energi dari angin permukaan ke laut akan menyebabkan terjadinya gelombang laut dan arus permukaan laut .
Selain sebagai pembangkit gelombang laut dan arus permukaan laut, angin dapat menyebabkan terjadinya proses upwelling. Upwelling adalah proses naiknya massa air dari lapisan bawah ke lapisan permukaan. Massa air yang naik ini mempunyai suhu yang dingin, salinitas yang rendah dan membawa zat-zat hara seperti fosfat dan nitrat yang sangat diperlukan oleh plankton. Daerah upwelling merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan laut sangat besar (Wyrtki,1961).
            Kecepatan angin pada suatu wilayah akan dipengaruhi oleh topografi dan letak geografis wilayah tersebut. Oleh karena itu, kecepatan angin pada setiap daerah akan berbeda setiap lokasinya. Menurut Danish Wind Power Association, 2003, kecepatan angin akan berubah secara vertical, dimana kecepatan akan bertambah seiring dengan bertambahnya ketinggian. Sementara berdasarkan topografi dari suatu wilayah, indeks kecepatan angina mencapai 100% pada daerah yang permukaannya merupakan perairan.


B. Arus laut
            Pergerakan sebagian massa air dalam suatu lapisan perairan, dalam hal ini adalah laut, baik secara horizontal maupun secara vertical merupakan salah satu definisi dari arus laut. Namun pada umumnya, arus laut yang dikaji adalah arus yang horizontal. Pergerakan massa air ini terjadi pada seluruh perairan laut yang ada di seluruh dunia, yang membedakannya satu sama lain adalah faktor yang mempengaruhi adanya arus tersebut. Faktor yang mempengaruhi arus laut adalah suhu, salinitas, massa jenis, angina dan pasang surut. Up welling merupakan salah satu contoh pergerakan massa air secara vertical yang disebabkan perbedaan massa jenis. Sementara perbedaan suhu mengakibatkan adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas adalah arus yang memiliki temperatur yang tinggi, jika dibandingkan dengan
massa air yang terkena arus tersebut, arus ini dihasilkan karena pergerakan massa air dari daerah lintang rendah (equator) menuju ke lintang tinggi (daerah kutub), begitupula sebaliknya pada arus dingin dimana arusnya memiliki temperatur yang rendah (Azis,2006).



Gambar 1. Pola Arus Permukaan Global (sumber : The Open University, 1993)






C. Pengaruh Tiupan Angin Terhadap Pembentukan Arus Laut

            Arus laut yang juga bisa didefinisikan sebagai perpindahan massa air laut dari suatu posisi ke posisi yang lain, pada dasarnya, energi yang menggerakkan massa air laut tersebut berasal dari matahari yang menghasilkan panas. Adanya perbedaan pemanasan matahari terhadap setiap bagian wilayah di permukaan bumi menimbulkan perbedaan energi yang diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena alam yang disebut dengan arus laut, dimana angin berperan menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan energi yang menuju ke permukaan bumi. Kedua fenomena alam ini juga saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya utama yang menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari perbedaan temperature air laut (Duxbury,2002).
            Arus laut yang ditimbulkan oleh tiupan angin adalah arus permukaan, dimana angina cenderung mendorong lapisan permukaan air laut searah dengan gerakan angin. Arus ini memiliki arah dan kecepatan yang berbeda seiring dengan kedalaman air. Meski begitu, ada kalanya arah arus lautan tidak sama dengan arah angin, ini disebabkan karena adanya gaya Coriolis yang membelokkan arah aliran air. Angin akan berputar berlawanan jarum jam di belahan utara,  lalu arah arus membentuk lingkaran yang berputar searah dengan jarum jam. Sebaliknya pada belahan selatan, angin berputar searah jarum jam, dan arus berlawanan dengan arah jarum jam. Arus ini disebut gyre yang terdapat di daerah subtropis. Gaya Coriolis juga menyebabkan pembelokan massa air di permukaan, sehingga terjadi gerakan perubahan arah dan kecepatan arus dari permukaan ke bawah. Gerakan tersebut disebut spiral Ekman. Spiral Ekman dikembangkan oleh V. W. Ekman, yang menyatakan bahwa hembusan angin melalui laut pada kedalaman dan lebar yang tak terbatas. Laut terbagi menjadi beberapa zona, zona  lapisan atas memberikan gesekan terhadap lapisan dibawahnya, dan begitu seterusnya. Kemudian, Ekman menarik kesimpulan bahwa arah arus yang disebabkan angin akan berkurang secara ekponensial terhadap kedalaman. Arah arus
menyimpang 45o dari arah angin dan sudut penyimpangan bertambah sesuai bertambahnya kedalaman (Wyrtki, 1961).


Gambar 2. Arus gyre di dunia


            Fenomena Arlindo merupakan salah satu fenomena arus yang dipengaruhi oleh tekanan udara dan angin di Indonesia. Arus lintas Indonesia atau biasa disebut Airlindo merupakan salah satu ciri khas sistem arus di Indonesia. Arlindo merupakan sistem sirkulasi laut Indonesia dimana terjadi lintasan arus yang membawa massa air dari Lautan Pasifik ke Lautan Hindia. Airlindo terutama terjadi dikarenakan perbedaan tinggi muka laut antara Lautan Pasifik dan Hindia (Safitri et.al,2012).

Gambar 3. Pola arus laut di Indonesia (Cordon,1997)

            Berdasarkan pemodelan arus laut pada tahun 2002 sampai 2009, di Indonesia diketahui arus yang bergerak dari Benua Asia menuju Benua Australia dikarenakan oleh angin muson barat. Pola pergerakan ini biasa terjadi pada bulan Desember-Februari. Sementara arus yang bergerak dari Benua Australia menuju Benua Asia dipengaruhi oleh angin muson timur, biasa terjadi pada bulan Juni-Agustus (Azis,2006). Selain dari itu, kecepatan arus laut di Indonesia juga berbeda-beda di setiap daerah, kecepatan arus laut yang kuat terdapat di daerah sekitar garis khatulistiwa. Sedangkan kecepatan arus laut yang lemah yaitu daerah yang jauh dari garis khatulistiwa. Arus kuat pada garis khatulistiwa disebabkan oleh tekanan udara di perairan tersebut lebih tinggi daripada daerah yang jauh pada garis khatulistiwa.     






DAFTAR PUSTAKA

Azis, M.Furqon (2006). Gerakan Air di Laut. Jurnal Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Tahun 2006 : 9 -21

Dharma, Arief. “ Sirkulasi Air Laut “, Diktat Kursus Oseanografi bagi Perwira TNI-AL, LON-LIPI, Jakarta, 1994.

Duxbury, A; B. Alyn; C. Duxbury And K.A. SVERDRUP 2002. Fundamentals of
Oceanography-4 Th Ed, McGraw-Hill Publishing, New York.

Safitri, M; Cahyarini, S.Y; Putri, M.R. (2012). Variasi Arus Arlindo Dan Parameter Oseanografi Di Laut Timor Sebagai Indikasi Kejadian Enso. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2.

K. Wyrtki, Physical Oceanography of the Southeast Asian Waters. Naga Report Volume 2, Scripps Institution of Oceanography, California, 1961.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar