A.
Angin
Salah satu unsur yang mempunyai
peranan penting dalam iklim adalah angin . Angin, yang merupakan Interaksi
antara laut dan atmsofer banyak mendapat perhatian tidak hanya dalam penelitian
meteorologi saja tetapi juga dalam penelitian kelautan. Bagi dinamika perairan
laut terutama di lapisan permukaan, angin merupakan sumber energi utama.
Transfer energi dari angin permukaan ke laut akan menyebabkan terjadinya
gelombang laut dan arus permukaan laut .
Selain sebagai pembangkit gelombang
laut dan arus permukaan laut, angin dapat menyebabkan terjadinya proses upwelling.
Upwelling adalah proses naiknya massa air dari lapisan bawah ke lapisan
permukaan. Massa air yang naik ini mempunyai suhu yang dingin, salinitas yang
rendah dan membawa zat-zat hara seperti fosfat dan nitrat yang sangat
diperlukan oleh plankton. Daerah upwelling merupakan daerah yang
memiliki potensi perikanan laut sangat besar (Wyrtki,1961).
Kecepatan angin pada suatu wilayah
akan dipengaruhi oleh topografi dan letak geografis wilayah tersebut. Oleh
karena itu, kecepatan angin pada setiap daerah akan berbeda setiap lokasinya.
Menurut Danish Wind Power Association, 2003, kecepatan angin akan berubah
secara vertical, dimana kecepatan akan bertambah seiring dengan bertambahnya
ketinggian. Sementara berdasarkan topografi dari suatu wilayah, indeks
kecepatan angina mencapai 100% pada daerah yang permukaannya merupakan
perairan.
B.
Arus laut
Pergerakan sebagian massa air dalam
suatu lapisan perairan, dalam hal ini adalah laut, baik secara horizontal
maupun secara vertical merupakan salah satu definisi dari arus laut. Namun pada
umumnya, arus laut yang dikaji adalah arus yang horizontal. Pergerakan massa
air ini terjadi pada seluruh perairan laut yang ada di seluruh dunia, yang
membedakannya satu sama lain adalah faktor yang mempengaruhi adanya arus
tersebut. Faktor yang mempengaruhi arus laut adalah suhu, salinitas, massa jenis,
angina dan pasang surut. Up welling merupakan
salah satu contoh pergerakan massa air secara vertical yang disebabkan
perbedaan massa jenis. Sementara perbedaan suhu mengakibatkan adanya arus panas
dan arus dingin. Arus panas adalah arus yang memiliki temperatur yang tinggi,
jika dibandingkan dengan
massa
air yang terkena arus tersebut, arus ini dihasilkan karena pergerakan massa air
dari daerah lintang rendah (equator) menuju ke lintang tinggi (daerah kutub), begitupula
sebaliknya pada arus dingin dimana arusnya memiliki temperatur yang rendah
(Azis,2006).
Gambar 1. Pola Arus
Permukaan Global (sumber : The Open University, 1993)
C.
Pengaruh Tiupan Angin Terhadap Pembentukan Arus Laut
Arus laut yang juga bisa
didefinisikan sebagai perpindahan massa air laut dari suatu posisi ke posisi
yang lain, pada dasarnya, energi yang menggerakkan massa air laut tersebut
berasal dari matahari yang menghasilkan panas. Adanya perbedaan pemanasan matahari
terhadap setiap bagian wilayah di permukaan bumi menimbulkan perbedaan energi
yang diterima permukaan bumi. Perbedaan ini menimbulkan fenomena alam yang
disebut dengan arus laut, dimana angin berperan menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan
energi yang menuju ke permukaan bumi. Kedua fenomena alam ini juga saling berhubungan
dan mempengaruhi satu dengan yang lain. Angin merupakan salah satu gaya utama
yang menyebabkan timbulnya arus laut selain gaya yang timbul akibat dari perbedaan
temperature air laut (Duxbury,2002).
Arus laut yang ditimbulkan oleh
tiupan angin adalah arus permukaan, dimana angina cenderung mendorong lapisan
permukaan air laut searah dengan gerakan angin. Arus ini memiliki arah dan
kecepatan yang berbeda seiring dengan kedalaman air. Meski begitu, ada kalanya arah
arus lautan tidak sama dengan arah angin, ini disebabkan karena adanya gaya Coriolis
yang membelokkan arah aliran air. Angin akan berputar berlawanan jarum jam
di belahan utara, lalu arah arus
membentuk lingkaran yang berputar searah dengan jarum jam. Sebaliknya pada belahan
selatan, angin berputar searah jarum jam, dan arus berlawanan dengan arah jarum
jam. Arus ini disebut gyre yang terdapat di daerah subtropis.
Gaya Coriolis juga menyebabkan pembelokan massa air di permukaan,
sehingga terjadi gerakan perubahan arah dan kecepatan arus dari
permukaan ke bawah. Gerakan tersebut disebut spiral Ekman. Spiral Ekman
dikembangkan oleh V. W. Ekman, yang menyatakan bahwa hembusan angin
melalui laut pada kedalaman dan lebar yang tak terbatas. Laut terbagi
menjadi beberapa zona, zona lapisan atas
memberikan gesekan terhadap lapisan dibawahnya, dan begitu seterusnya.
Kemudian, Ekman menarik kesimpulan bahwa arah arus yang disebabkan angin
akan berkurang secara ekponensial terhadap kedalaman. Arah arus
menyimpang
45o dari arah angin dan sudut penyimpangan bertambah sesuai
bertambahnya kedalaman (Wyrtki, 1961).
Gambar 2. Arus gyre di dunia
Fenomena Arlindo merupakan salah
satu fenomena arus yang dipengaruhi oleh tekanan udara dan angin di Indonesia.
Arus lintas Indonesia atau biasa disebut Airlindo merupakan salah satu ciri
khas sistem arus di Indonesia. Arlindo merupakan sistem sirkulasi laut Indonesia
dimana terjadi lintasan arus yang membawa massa air dari Lautan Pasifik ke
Lautan Hindia. Airlindo terutama terjadi dikarenakan perbedaan tinggi muka laut
antara Lautan Pasifik dan Hindia (Safitri et.al,2012).
Gambar 3. Pola arus laut di Indonesia (Cordon,1997)
Berdasarkan pemodelan arus laut pada
tahun 2002 sampai 2009, di Indonesia diketahui arus yang bergerak dari Benua
Asia menuju Benua Australia dikarenakan oleh angin muson barat. Pola pergerakan
ini biasa terjadi pada bulan Desember-Februari. Sementara arus yang bergerak
dari Benua Australia menuju Benua Asia dipengaruhi oleh angin muson timur,
biasa terjadi pada bulan Juni-Agustus (Azis,2006). Selain dari itu, kecepatan
arus laut di Indonesia juga berbeda-beda di setiap daerah, kecepatan arus laut
yang kuat terdapat di daerah sekitar garis khatulistiwa. Sedangkan kecepatan
arus laut yang lemah yaitu daerah yang jauh dari garis khatulistiwa. Arus kuat
pada garis khatulistiwa disebabkan oleh tekanan udara di perairan tersebut
lebih tinggi daripada daerah yang jauh pada garis khatulistiwa.
DAFTAR
PUSTAKA
Azis,
M.Furqon (2006). Gerakan Air di Laut. Jurnal Oseana, Volume XXXI, Nomor
4, Tahun 2006 : 9 -21
Dharma,
Arief. “ Sirkulasi Air Laut “, Diktat Kursus Oseanografi bagi Perwira
TNI-AL, LON-LIPI, Jakarta, 1994.
Duxbury,
A; B. Alyn; C. Duxbury And K.A. SVERDRUP 2002. Fundamentals of
Oceanography-4
Th Ed, McGraw-Hill Publishing, New York.
Safitri,
M; Cahyarini, S.Y; Putri, M.R. (2012). Variasi Arus Arlindo Dan Parameter
Oseanografi Di Laut Timor Sebagai Indikasi Kejadian Enso. Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2.
K.
Wyrtki, Physical Oceanography of the Southeast Asian Waters. Naga Report Volume
2, Scripps Institution of Oceanography, California, 1961.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar