Geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari
bentuklahan yang menyusun permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah
permukaan air laut dan menekankan pada asal mula terjadinya serta perkembangan
yang dating mencakup hubungan dengan kelingkungan (Verstappen, 1983). Bentanglahan
merupakan bentangan permukaan bumi dengan seluruh fenomenanya yang mencakup,
bentuklahan, tanah, vegetasi, dan atribut yang dipengaruhi oleh aktivitas
manusia (Vink, 1983). Bentanglahan mengandung dua objek utama gegorafi yaitu
bentangalam dan bentang budaya. Keduanya saling berkaitan dan saling
mempengaruhi satu sama lain. Bentangalam meliputi keadaan fisik dari permukaan
bumi seperti aspek litosfer, pedosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer yang
mencakup flora dan fauna sedangkan bentang budaya meliputi aspek manusia dna
perilakunya yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh fenomena geosfer (Muta’ali et.al, 2014).
Pulau Sulawesi mempunyai luas sekitar 172.000
km2 , dan bila digabung dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya kira-kira
188.000 km 2 . Bentuknya menyerupai huruf k dengan empat cabang atau lengan
yang sempit, dipisahkan oleh teluk-teluk yang dalam, dan menyatu di bagian
tengah pulau. Van Bemmelen (1949) membagi fisiografi daerah Sulawesi menjadi
tujuh bagian, yaitu Lengan Utara, Lengan Timur, Kepulauan Banggai, Lengan
Tenggara, Kepulauan Buton dan Pulau Tukang Besi, Lengan Selatan, dan Sulawesi
Tengah. Secara fisiografis tersebut Kabupaten Bonehau berada di Sulawesi bagian
tengah. Sulawesi Tengah merupakan pusat percabangan lenganlengan Sulawesi. Di
sebelah timurlaut Sulawesi tengah dibatasi oleh garis baratlaut-tenggara dari
Dongala melalui Parigi dan Lemoro sampai Teluk Tomori. Di sebelah tenggara
dibatasi oleh garis baratdaya-timurlaut dari Majene melalui Palopo ke Dongi di
Teluk Tomori. Pada peta geomorfologi lembar Mamuju (Ratman dan Atmawinata,
1993) daerah penelitian terletak di daerah pegunungan. Daerah pegunungan ini
mendominasi peta lembar mamuju, hanya sebagian kecil yang berupa perbukitan
bergelombang dan dataran rendah (Gambar 1.1).
Gambar 2.1
Peta
geomorfologi lembar Mamuju (Ratman & Atmawinata, 1993)
i.
Daerah Pegunungan
Morfologi ini menempati hampir dua pertiga luas daerah
yang dipetakan, yaitu bagian tengah, utara, timurlaut, dan selatan. Daerah ini
umumnya berlereng terjal dan curam, puncak bukitnya berkisar dari 800 sampai
3.000 mdpl. Pola aliran berkembang tidak mengikuti aliran tertentu, tetapi
menyesuaikan keadaan tanah bawahnya. Di banyak tempat terdapat air terjun, yang
menunjukkan ciri kemudaan daerah ini. Ciri lain berupa lembah yang sempit dan
curam. Di sekitar Barupu dan Panggala, terdapat suatu morfologi berpola aliran
memencar. Lereng bukit umumnya terjal dan membentuk ngarai.
ii.
Daerah perbukitan bergelombang
Morfologi ini terdapat di bagian baratdaya Lembar, yaitu
antara Teluk Lebani dan Teluk Mamuju. Tinggi perbukitan berkisar antara 500
sampai 600 m di atas permukaan laut. Daerah ini berpola saliran meranting.
iii.
Daerah Dataran Rendah
Dataran rendah menempati bagian barat lembar peta, yaitu
sepanjang pantai mulai dari Kaluku sampai Babana (daerah S. Budongbudong).
Morfologi ini terbentuk di daerah muara sunggai besar, yaitu S. Budongbudong,
S. Lumu, S. Karama, dan S. Kaluku. Umumnya berpola aliran meranting (dendritik)
dan beberapa sungai bermeander.
2.1
Kerangka Tektonik
Berdasarkan tektonostratigrafinya, Calvert
membagi Sulawesi menjadi 5 provinsi tektonik (Gambar 1.2), yaitu Busur Magmatik
Sulawesi Utara, Busur Plutono-Vulkanik Sulawesi Barat, Jalur Metamorf Sulawesi
Tengah, Ofiolit Sulawesi Timur, dan fragmen-fragmen mikrokontinen.
Gambar 2.2
Tektono-stratigrafi
Sulawesi (Calvert & Hall 2003)
Sumber :
Bemmelen, R.W. van, 1949. Edisi Tahun 1970. The Geology of Indonesia. Martinus
Nijhoff The Hague.
Calvert, S. J. & Hall, R., 2003, The
Cenozoic Geology Of The Lariang And Karama Regions, Western Sulawesi: New
Insight Into The Evolution Of The Makassar Straits Region, Proceeding 29th, Indonesian Petroleum Association.
Muta’ali, Lutfi., Santosa, Langgeng Wahyu. 2014. Bentang Alam dan Bentang Budaya (Panduan Kuliah Kerja Lapangan Pengenalan Bentanglahan). Yogyakarta: Badan Penerbit Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Ratman N. & Atmawinata, S., 1993, Peta Geologi Lembar Mamuju, Skala 1:250.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Verstappen, H.Th. 1983. Applied Geomorphology : Geomorphological Surveys for Environmental
Development. Elsevier : Amsterdam
Vink A.P.A. 1983. Landscape Ecology and Land Use. Longman :London and New York.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar