Sabtu, 09 April 2016

Penerapan Tata Perilaku Mahasiswa dalam Kehidupan sebagai Mahasiswa



Ditulis oleh : Farida Prasasti D.R

            April 2016, waktu untuk kelulusan bagi siswa SMA dan sederajat serta tentunya waktu untuk penerimaan mahasiswa baru semakin dekat. Saat-saat seperti ini adalah ketika siswa mulai bingung dalam menetapkan hati nya untuk universitas yang akan mereka kejar. Pertimbangan demi pertimbangan pasti akan terjadi dalam pemilihan kampus yang akan dituju. Mulai dari akreditas kampus, akreditas fakultas, lapangan pekerjaan yang akan didapat, biaya hidup di wilayah yang bersangkutan hingga pergaulan yang menanti di kampus tujuan. Mayoritas pertimbangan yang diberikan oleh orang tua dari siswa akan mengacu pada pergaulan dan biaya hidup di daerah kampus tujuan.


Belakangan ini banyak kasus yang mana bersangkutan dengan para mahasiswa. Dari mulai kasus kriminal biasa hingga keterlibatan NAPZA. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Sebuah pertanyaan yang banyak melintasi benak setiap orang. Bukankah seorang mahasiswa merupakan individu yang terpelajar? Bukankah mahasiswa merupakan sosok yang matang dalam hal norma dan etika? Pertanyaan demi pertanyaan tersebut sebenarnya hanya berujung pada satu pokok permasalahan yang banyak terjadi di berbagai universitas di Indonesia,baik negeri maupun swasta.

Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan sebagai mahasiswa itu lebih bebas dan tanpa kekangan berbagai aturan yang biasanya dijumpai dilingkungan sekolah. Seorang mahasiswa tidak harus memakai seragam. Mahasiswa tidak harus datang ke kampus pukul 7 pagi. Mahasiswa tidak harus stand by disekolah 6 hari dalam satu minggu. Singkat kata, kehidupan mahasiswa itu lebih longgar dan bebas dibanding kehidupan sekolah.

Hal itulah yang akhirnya membuat beberapa mahasiswa terlena dan lupa bahwa disetiap tempat pasti selalu ada aturan yang berlaku. Dalam hal ini adalah tata perilaku mahasiswa. Hampir semua kampus atau universitas di Indonesia memiliki yang namanya aturan tata perilaku mahasiswa,dan itu tidak diragukan lagi. Namun, yang jadi pertanyaan adalah, apakah semua kampus tersebut menerapkan aturan tersebut dengan baik dan konsisten? Apakah mahasiswa nya menuruti dan mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai seorang mahasiswa?

Bagi seorang mahasiswa baru, kehidupan kampus adalah kehidupan yang jauh berbeda dengan kehidupan akademik mereka sebelumnya. Adanya sebuah peraturan yang mengatur tentang tata perilaku mereka merupakan hal yang sangat efisien karena dengan begitu mereka tidak akan kehilangan kendali. Semua hal yang terdapat dalam aturan tersebut sudah pasti memiliki tujuan dan manfaat yang baik. Namun, seperti kata pepatah yang sering terdengar, “peraturan dibuat untuk dilanggar”.  Itulah yang kemudian sedang menjadi fenomena bagi sebagian mahasiswa sekarang.

Lalu, sebenarnya apa yang salah dengan peristiwa tersebut? Apakah aturannya yang kurang jelas? Atau mungkin poin-poin dan sanksi yang menanti kurang “mengancam”? sebenarnya tidak! Yang salah dari itu adalah dari cara penerapannya. Mengapa demikian? Baiklah, mari kita simak beberapa hal yang mau tidak mau banyak menjadi fakta sekarang.

Saat ini aturan seolah-olah hanya berlaku pada mahasiswa baru saja,sedangkan bagi para mahasiswa senior aturan hanya menjadi angin lalu,apalagi untuk senior yang “betah” tinggal di kampus hingga lebih dari 5 tahun. Slogan bahwa “senior tidak pernah salah, jika senior salah maka kembali lagi ke awal!”, sudah bukan hal yang mengherankan lagi. Dan itulah yang justru merusak sistem penerapan tata  perilaku mahasiswa.


Seorang adik pasti berkaca pada kakak nya. Begitu juga dengan mahasiswa. Apabila mahasiswa senior nya banyak yang tidak mengindahkan aturan, maka secara otomatis mahasiswa baru pun akan banyak yang terpengaruh. Dengan demikian, dalam penerapan tata perilaku mahasiswa dalam kehidupan sebagai mahasiswa seharusnya dimulai dari mahasiswa yang sudah ada atau senior. Jika senior menerapkan, apalah arti dari seorang junior untuk melanggarnya? Ringan atau beratnya sanksi yang diberikan bukan menjadi tolak ukur untuk sebuah aturan agar dipatuhi dan diterapkan oleh  mahasiswa. Yang diperlukan adalah bagaimana cara melatih dan membuat mahasiswa yang ada agar tetap konsisten melaksanakan dan menerapkan tata perilaku mereka sebagai seorang mahasiswa. Seperti kata pepatah “memelihara lebih sulit daripada menumbuhkan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar